Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar

Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar

Yahya Sinwar. foto: getty images--

Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar 

GAZA, oganilir.co - Pejuang Hamas yang menyerang Israel secara mendadak pada 7 Oktober 2023 pagi tidak lepas dari nama pemimpinnya, Yahya Sinwar. Yahya Sinwar merupakan pemimpin tertinggi Hamas. 

Israel pun memburu orang nomor satu di Kelompok Hamas itu. Pasukan Zionis masih terus memburu milisi Palestina itu, terutama Pemimpin Hamas.

Serangan mendadak yang dilakukan Pejuang Hamas itu ke wilayah Israel itu menewaskan sedikitnya 1.400 warga Zionis dan juga menyandera lebih dari 200 orang yang kemudian memindahkannya ke Gaza.

Karena serangan tak terduga itu, Israel kemudian membombardir kota Gaza hingga saat ini.

BACA JUGA:Ini Cara Pejuang Hamas Lumpuhkan Tank Israel

Israel mengaku hanya menyasar kelompok Hamas, namun serangan itu menewaskan sedikitnya 10.569 warga sipil Palestina, dan hingga kini masih terus berlanjut.

Dalam operasi militernya, Israel berniat untuk melenyapkan kelompok militan tersebut. Kini, 130 titik terowongan milik Hamas telah diledakkan oleh pasukan Zionis.

Tel Aviv sangat mencari keberadaan pemimpin tertinggi dari kelompok militan Hamas, Yahya Sinwar, yang diyakini tengah bersembunyi di terowongan bawah tanah yang menjadi jaringan utama dan markas mereka.

Siapa sebenarnya pentolan Hamas itu yang saat ini menjadi target nomor satu Israel di Gaza?

BACA JUGA:Perang Israel Vs Hamas Makin Memanas, 3 Negara ini Kirim Kapal Perang ke Timur Tengah

Memiliki nama lengkap Yahya Sinwar, pria yang lahir pada tanggal 29 Oktober 1962, di kamp pengungsi Khan Younis.

Sejak kelahirannya, Yahya Sinwar tumbuh sebagai seorang pengungsi yang berada di bawah pendudukan militer Israel.

Sebelum jadi keluarga pengungsi, pada tahun 1948 orang tua Sinwar, diusir secara etnis dari rumah mereka di Majdal-Askalan, karena wilayah itu telah diambil alih oleh pemukim Israel yang sekarang bernama Ashkelon.

Sumber: