Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar

Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar

Yahya Sinwar. foto: getty images--

Menjadi petinggi Hamas paling dikenal yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan pada tahun 2011, Yahya Sinwar akhirnya kembali ke Gaza.

Ia kemudian terpilih menjadi Pemimpin Hamas yang bertanggung jawab di Jalur Gaza, menggantikan Ismail Haniyeh.

Sampai di tahun 2017, Hamas melakukan perubahan nama dan pembaharuan Undang-undang mereka, yang menunjukkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam akan terbuka untuk menerima Two-State Solution (Solusi Dua Negara).

BACA JUGA:Luar Biasa, Media Asing Soroti Lautan Manusia Aksi Bela Palestina di Monas

Di masa ini, Yahya Sinwar juga memainkan peran utamanya dalam percobaan memperbaiki hubungan antara Palestinian Authority (PA) atau Otoritas Palestina, yang dipimpin oleh Partai Fatah, dengan kelompok Hamas, namun upaya tersebut gagal.

Pada tahun 2018, di bawah komando Yahya Sinwar, kelompok militan Hamas menyiasati program kebijakan perlawanan tanpa kekerasan dalam usaha untuk membuka diri terhadap negosiasi diplomatik yang dapat menyudahi pengepungan di Gaza, menurut informasi yang dimuat di laman Palestinian Chronicles.

Kepemimpinan Hamas mendukung aksi protes massal tanpa kekerasan yang dikenal sebagai 'Great March of Return', yang bermula pada 30 Maret 2018.

Namun, menyusul keputusan AS yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan terbunuhnya ratusan massa tak bersenjata di tangan pasukan Tel Aviv, Hamas kembali mengubah siasatnya.

BACA JUGA:Polri Kirim Bantuan Kemanusiaan, Warga Palestina

Hamas lalu melancarkan perang Saif Al-Quds, yang didukung oleh sejumlah kelompok bersenjata lainnya di jalur Gaza.

Sejak itu, pidato dan penampilan publik Yahya Sinwar menjadikannya pemimpin yang populer di seluruh negara Arab.

 

Sumber: