Pada Juni tahun ini, Menteri Dalam Negeri Amit Shah menyebut Naxalisme sebagai "bencana besar bagi wilayah adat yang miskin" dan merampas "kebutuhan dasar seperti makanan, listrik, pendidikan, perumahan, toilet, dan air minum bersih" mereka.
Pasukan keamanan baru-baru ini mengintensifkan operasi yang menargetkan kelompok Maois sebagai bagian dari apa yang disebut pemerintah sebagai "kebijakan tanpa toleransi" yang kejam terhadap pemberontak yang tak mau menyerah.
Amit Shah telah menyatakan bahwa "India akan bebas" dari pemberontakan pada 31 Maret 2026.
BACA JUGA:Air India Jatuh di Bandara Ahmedabad, Bagaimana Nasib 242 Penumpang?
WNI yang dipenjara di Myanmar karena bertemu kelompok bersenjata diberi amnesti dan dideportasi Mengapa ada ribuan 'milisi pemberontak' di Myanmar?
'Kami seolah dibiarkan mati perlahan-lahan' Nasib 2.800 pengungsi Rohingya di Indonesia setelah PBB pangkas bantuan gara-gara kebijakan Trump
'Demi Tuhan, saya butuh bantuan' Bebas dari pusat penipuan di Myanmar, ribuan orang kini terlantar
Klaim Shambala Devi, yang terjadi pada tahun 1980-an, tidak bisa diverifikasi secara independen.
Tetapi dia mengatakan sebagai seorang pemberontak, dia terus berpindah-pindah negara bagian, memimpin peleton beranggotakan 30 orang yang bertujuan untuk menyergap dan membunuh pasukan keamanan.
"Saya ingat pertama kali saya memimpin penyergapan," kenangnya.
BACA JUGA:Amitabh Bachchan Akhirnya Buka Suara Terhadap Konflik India-Pakistan, ini Ungkapannya
"Saya memasang ranjau darat seberat 45 kilogram dan meledakkan kendaraan anti-ranjau, menewaskan personel keamanan," sambungnya.
Kala mengenang kejadian itu, Devi tampak bangga dengan penyergapan yang dipimpinnya, dan jelas dia tidak merasa menyesal atas tewasnya pasukan keamanan.
Namun, ketika kami mendesaknya tentang jumlah nyawa yang dia renggut, ia mengungkapkan kesedihannya atas warga sipil yang dia bunuh.
Bagaimana tentara mata-mata di Myanmar membantu pemberontak pro-demokrasi meraih kemenangan?
Pemberontak Myanmar merebut kendali militer di perbatasan Bangladesh