Mundurkan Mobil, Guru SMPN di Jakarta Tabrak Siswi

Mundurkan Mobil, Guru SMPN di Jakarta Tabrak Siswi

SMPN 88 Jakarta Barat.--

Mundurkan Mobil, Guru SMPN di Jakarta Tabrak Siswi

JAKARTA, oganilir.co - Tiga siswa SMPN 88 Jakarta Barat mengalami kecelakaan. Kecelakaan tersebut dialami tiga pelajar bukan karena mengendarai kendaraan. Melainkan ketiganya tak sengaja ditabrak mobil gurunya saat tengah berteduh di pos satpam sekolah.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Kamis 11 Januari 2024 pekan lalu. Awalnya, seorang guru berinisial B tengah memundurkan mobil yang terparkir di halaman sekolah. Saat tengah memundurkan mobilnya, kendaraan milik B menabrak tiga siswi kelas 1 SMP.

"Itukan hari Kamis pulang sekolah, kondisi hujan, anak-anak ada yang pulang ada yang berteduh di teras pos satpam. Terus ada guru namanya Bu B bawa mobil mau pulang, keluar dari sekolah mundur kan, kondisi hujan tidak terlihat anak itu. mundur, bukan ditabrak, mundur nggak tahu ada anak. Akhirnya mobilnya mengenai anak. Otomatis kepepet sama tembok teras kan," kata Purwosusilo, Jumat 19 Januari 2024.

BACA JUGA:Heboh! Oknum Guru di Prabumulih Diduga

Mengetahui mobilnya menabrak tak sengaja, B bersama rekan guru lainnya langsung menolong dan membawa ketiga siswa yang terluka ke UKS. Anak pertama berinisial AD mengalami memar di tubuhnya. Sementara dua anak lainnya, IK dan A mengalami sakit di bagian perut usai kejadian sehingga dibawa ke rumah sakit.

"Orang tuanya datang, yang namanya AD yang memar nggak apa-apa tuh, ayok pak sama bu guru di sekolah bawa ke RS. Tapi si ortu AD bilang udah ini cuman memar aja, nanti saya urut di rumah. Satu anak clear. Kemudian anak kedua IK sama A sakit perutnya, di bawalah ke RS Sampai di RS diperiksa," jelasnya.

Keduanya sempat dilakukan CT scan serta menjalani perawatan di rumah sakit. Sampai akhirnya IK dibolehkan pulang dan menjalani rawan jalan sejak Senin (15/1) lalu.

BACA JUGA:5 Perguruan Tinggi di Dunia ini Ramah Bagi Kaum Disabilitas, 2 dari Indonesia

Sementara A harus menjalani operasi lantaran kantung kemihnya mengalami pendarahan. Purwosusilo menyebut saat ini A telah menjalani operasi dan dirawat di high care unit (HCU).

"Untuk A harus dioperasi karena kantung kemihnya mengalami pendarahan, dilakukan tindakan operasi. Sampai sekarang udah membaik masih di RS," ujarnya.

Purwosusilo menyebut guru B sangat terpukul atas kejadian ini. Dia memastikan B bertanggung jawab membiayai maupun mendampingi keluarga siswa.

"Bagaimana kepedulian guru dan sekolah? Guru dan sekolah yang mengantar ke RS, menemani keluarga secara bergantian sampai sekarang ini," terangnya.

BACA JUGA:Sepanjang 2023, 22 Anggota IDI Surabaya Jadi Guru Besar

Sumber: