Sukses Keliling Indonesia, Ari Yami Pergi Umrah Mengendarai Sepeda

Sukses Keliling Indonesia, Ari Yami Pergi Umrah Mengendarai Sepeda

Ari Yami berada di Thailand. foto: istimewa--

"Jadi bukan hal yang harus dilarang," katanya, seraya menambahkan apa yang diutarakan oleh Kementerian Agama menurutnya adalah imbauan.

"Uniknya mereka yang bersepeda itu mereka melakukan visa on arrival, jadi setiap masuk negara, dia harus lapor ke kedutaan Indonesia di sana."

"Jadi setiap negara, dia akan pakai visa on arrival untuk melanjutkan perjalanan. Makanya banyak juga yang sudah sampai, dimudahkan jalur daratnya juga."

BACA JUGA:Cuma Rp4 Jutaan Saja Sudah Bisa Miliki Sepeda Listrik Ofero Ledo, Punya Triple Jok Buat Boncengin Bocil

Harus benar-benar bisa membawa nama negara

Sarah Walangitang, 60 tahun, seorang pesepeda yang pernah bergabung dalam Srikandi 21, sebuah kelompok pesepeda berisi 21 perempuan yang gowes dari Jepara di Jawa Tengah ke Bandung di Jawa Barat, mengatakan bahwa ia kagum dengan misi Ari Yami untuk gowes ke Mekah.

Pesepeda yang akrab disapa Simbok itu mengatakan bahwa pesepeda yang melakukan perjalanan ke luar negeri, secara tidak langsung memiliki tanggung jawab sebagai "duta pesepeda Indonesia" di negara yang ia kunjungi.

"Jadi kita harus tunjukan bahwa pesepeda punya attitude yang baik. Setidaknya harus benar-benar bisa membawa nama negara," kata Simbok.

"Simbok" Walangitang sudah bersepeda sejak kecil, namun pensiun setelah 2020 karena pandemi. Ia masih berkeinginan melanjutkan gowesnya keliling Indonesia.

Ia mengatakan bahwa dirinya saat melakukan gowes, selalu disertai dengan kampanye atau aksi sosial nyata supaya dapat membawa dampak bagi orang-orang yang ia temui.

BACA JUGA:Tarawih di Masjid Darul Hannan Samarinda Dapat Hadiah Sepeda Motor-Paket Umrah

"Jadi hari ini punya target, sampai [hari] kesekian harus ada di sini. Hari ini harus sekian kilometer. Karena kami egois, saklek dengan target itu akhirnya badan kami kalah," ungkap Simbok.

Ari mengatakan bahwa dirinya selalu menjaga kondisi tubuhnya dengan "tidak memforsir" hingga kelelahan. Ia juga mengatakan hal utama yang perlu disiapkan adalah mental yang kuat agar dapat terus bertahan.

"Percuma kalau kami siapkan sepeda yang bagus, perlengkapan dan peralatan selengkap mungkin. Kalau mentalnya kurang kuat, pasti enggak bakal sampai," tutup Ari.

Sumber: