Belum Ada Obat, Sudah Banyak Tertular HIV/AIDS di Sumsel, Pelaku Berganti Pasangan dan Hubungan Sesama Jenis

Belum Ada Obat, Sudah Banyak Tertular HIV/AIDS di Sumsel, Pelaku Berganti Pasangan dan Hubungan Sesama Jenis

Belum ada obat sudah banyak tertular HIV/AIDS di Sumsel. Pelaku berganti pasangan dan hubungan sesama jenis. foto: grafis koransumeks/oganilir.co--

BACA JUGA:Babak Pertama: Messi Gagal Penalti, Polandia vs Argentina Imbang 0-0, Begitu Juga Arab Saudi vs Meksiko

Siapa saja? Mulai, lelaki sex lelaki, waria, pekerja seks perempuan, pengguna narkoba suntik, dan warga binaan pemasyarakatan. Kemudian, kelompok berisiko yaitu ibu hamil, pasien TB, dan pasien IMS.

“Untuk Kelompok beresiko bersifat mandatori untuk diperiksakan,” tegasnya. Untuk mendapat layanan skrinning mudah. Cukup membawa KTP, mendaftar di loket pendaftaran, kemudian melakukan konseling pra-tes, pemeriksaan laboratorium, dan konseling pasca-tes.

“Kami bekerja sama dengan Yayasan Intan Maharani sebagai tim penjangkau kelompok beresiko HIV/AIDS,” jelasnya. 

Kegiatan bersama yang dilakukan meliputi mobile VCT. Kemudian,  pemeriksaan HIV di luar Puskesmas seperti kafe, spa, lokalisasi, salon waria, LSL, dan lainnya.

BACA JUGA:Babak 1: Prancis vs Tunisia dan Australia vs Denmark Imbang, Nader Ghandri Bobol Gawang Prancis Tapi Offside

Dari deteksi dini/pemeriksaan HIV/AIDS di Puskesmas Nagaswidak, ditemukan  26 orang untuk tahun ini yang tertular. 

“Sekarang melakukan pengobatan di puskesmas,” ungkap drg Kiki. Secara trend, ada peningkatan terutama LSL (lelaki sex lelaki/gay). Rata-rata penambahan  per bulan 2-3 kasus.

“Pengobatan dengan minum ARV yang fungsinya menekan jumlah viral load virus dalam tubuh penderita HIV,” bebernya. 

Untuk pemeriksaan/skrinning HIV/AIDS gratis, ditanggung pemerintah. Semua rangkaian pengobatan mulai pemeriksaan hingga terapi gatis.

BACA JUGA:Argentina Hajar Polandia, Meksiko Tekuk Arab Saudi, Albicelestes Gandeng Putih Merah ke Babak 16 Besar

Di OKI, kasus positif HIV/AIDS ditemukan 18 kasus. Itu data per Juli 2022. 

“Sekarang sudah tidak begitu malu lagi. Edukasi dan informasi yang disampaikan dokter/konselor ketika melakukan konseling hasilnya cukup baik,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI, Iwan Setiawan SKM MKes melalui Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Musdarta SKM.

Dari 32 puskesmas di OKI, lebih dari 50 persen punya layanan gratis skrinning HIV/AIDS.  Kepala Puskesmas  Celikah,  Hj Susmiyati SKM MKes mengaku,  untuk pasien gangguan keputihan dan konsultasi serta pemeriksaan HIV/AIDS sebulan 60 kunjungan.

”Kami akan konseling dan pemberian obat pil hingga pemeriksaan darah, “ulasnya.

Sumber: