Ini Penjelasan Polisi, Pemilik Motor Jadi Tersangka, Perkara Main Hakim Sendiri Hingga Tewas.

Ini Penjelasan Polisi, Pemilik Motor Jadi Tersangka, Perkara  Main Hakim Sendiri Hingga Tewas.

Kapolres Ogan Ilir AKBP Andi Baso Rahman--

OGAN ILIR, OGANILIR.CO-Penetapan tiga Tersangka , pelaku pengeroyokan dengan cara main hakim sendiri, hingga pelaku pencurian sepeda motor sampai tewas,  terjadi di Desa Tanjung Tambak Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, yang terjadi   31 Januari 2023 lalu.

Menimbulkan tanda tanya,  Kok Pemilik Sepeda Motor jadi Tersangka ? Adapun ketiga Tersangka yang diamankan yakni Juandi (37 tahun), Zali (34 tahun) dan Darmawan (43 tahun) pada Jumat  17 Februari 2023 lalu, Khusus Tersangka Juandi merupakan pemilik kendaraan.

Berikut penjelasan Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman melalui Kasat Reskrim Akp Regan Kusuma Wardani, di Mapolres Ogan Ilir, Selasa 23 Februari 2023.

Akp Regan mengatakan, tewasnya pelaku pencurian sepeda motor bernama Eko (34 tahun) yang akhirnya menjadi Korban, berawal saat Tersangka Juandi  memarkirkan sepeda motornya jenis Honda Beat Steet warna hitam nopol F 2023 FFU  ditempat pemangkasan rambut di Desa Tanjung Tambak, dengan kunci kontak masih dimotor, tanpa dicabutnya.

BACA JUGA:Kapolres Ogan Ilir Soroti Kantor KPU Ogan Ilir Tidak Memiliki Jalur Pintu Keluar Cepat.

"Ketika Juandi tengah potong rambut, datang pelaku curanmor Eko ini mengambil motor Juandi, Aksi tersebut diketahui Juandi  dan pemilik pemangkas rambut, sambil meneriaki maing,’’terang Akp Regan.

Selanjutnya kata Akp Regan, karena diteriaki maling oleh warga, pelaku meninggalkan sepeda motor dan melarikan diri ke dalam perkebunan hingga sampai ditepi sungai ( TKP).

Upaya melarikan diri Eko gagal, karena sempat dikepung warga, lalu pelaku pencurian sepeda motor terdesak dengan  mengeluarkan sebilah pisau dari pinggangnya.

“Pisau itu untuk mengancam warga agar tidak berani mendekat dan saat itulah warga yang berkumpul semakin banyak hingga mencapai 100 orang.

BACA JUGA:Jadi Pembina Upacara Di SMAN 1 Indralaya Utara, Kapolres Ogan Ilir Ingatkan Para Siswa Dan Guru, Harus Bijak B

"Saat itulah peran Juandi (pemilik sepeda motor) dan seorang tersangka lainnya mengambil kayu dari sekitar rawa untuk memukul pelaku hingga terjatuh. Karena kembali terdesak, pelaku menceburkan diri ke dalam rawa untuk melarikan diri sampai ke seberang rawa yang tembus ke kebun karet milik warga," lanjut  Akp Regan.

Nah saat diseberang rawa, massa lainnya sudah menunggu pelaku dan memukulnya dengan menggunakan benda tumpul, diantaranya menggunakan kayu. Akibat pengeroyokan masa itulah, Pelaku Eko tewas .

Hasil dari penyelidikan dan penyidikan, polisi  mengamankan barang bukti berupa motor curian dan motor milik pelaku yang jadi korban tewas.

Selain itu, petugas juga mengamankan kayu untuk memukul korban hingga tewas dan alat bukti berupa enam rekaman video pengeroyokan.

BACA JUGA:Jumat Curhat Kapolres Ogan Ilir, Guru dan Siswa SMAN 1 Indralaya, Tanya Soal Cara Masuk Polisi

"Hasil rekaman video itu juga terlihat keterlibatan Ketiga Tersangka, dan diperkuat dengan keterangan saksi , termasuk pengakuan ketiga Tersangka,’’imbuh Akp Regan.

Masih kata Akp Regan, dalam kasus main hakim sendiri ini, petugas telah memeriksa keterangan saksi sebanyak 10 orang,,’’Meski sudah 10 orang saksi yang kita mintai keterangan, kami masih akan terus melakukan pengembangan dan pendalaman kasus ini,’’tambah Akp Regan.

Untuk perkara ini, para Tersangka dijerat Pasal 170 KUHP Ayat 2 poin ketiga tentang penganiayaan secara bersama-sama atau pengeroyokan yang mengakibatkan matinya orang."Ancaman hukumannya maksimal 12 tahun penjara," tuturnya.

Ditambahkan Akp Regan, dalam penetapan ketiga Tersangka, termasuk Juandi pemilik kendaraan yang juga menjadi Tersangka tidak bisa sembarangan, melainkan melalui sejumlah prosedur dengan alat bukti dan barang bukti hasil penyelidikan.

"Berdasarkan  barang bukti,  saksi-saksi, fakta-fakta lainnya seperti video visual, telah dilakukan mekanisme gelar perkara yang mana tahapannya adalah gelar perkara dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan dan gelar perkara penetapan tersangka," kata Akp  Regan.

Setelah dilakukan gelar perkara, berdasarkan bukti permulaan yang cukup atau alat bukti sebagaimana dalam pasal 184 KUHAP dari alat bukti keterangan saksi.

Kemudian petunjuk atau persesuaian dari keterangan saksi-saksi di TKP berikut rekaman gambar visual, para tersangka pada saat melakukan peristiwa kekerasan dengan tenaga bersama-sama.

"Maka  akhirnya  penyidik Polres Ogan Ilir menetapkan tiga Tersangka itu yang mana dari keseluruhan alat bukti tersebut tergambar peran masing-masing Tersangka dan juga dari keterangan para Tersangka mengakui perbuatan mereka," lanjut Akp  Regan.

Dalam perannya kata Akp Regan, Tersangka Juandi memukul dan melempar korban dengan kayu. Tersangka Zali memukul korban dengan menggunakan kayu serta Tersangka Darmawan memegang korban dan memukul dengan kayu.

Lebih lanjut Regan menjelaskan mengenai Pasal 48 KUHP, disebutkan bahwa barangsiapa melakukan perbuatan karena terpaksa oleh sesuatu kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan, tidak dipidana (overmacht).

"Namun, apa yang dilakukan Tersangka tidak termasuk overmacht. Mereka dalam kondisi tidak terpaksa dan juga tidak terdesak, maka terpenuhi unsur seperti diatur dalam Pasal 170 KUHP Ayat 2 poin ketiga tersebut," jelas Akp Regan.

Sementara Kapolres Ogan Ilir AKBP Andi Baso Rahman menghimbau kepada masyarakat dan belajar dari kasus ini,  untuk tidak main hakim sendiri jika tidak  ingin berurusan dengan hukum.

"Sekali lagi, kami menghimbau kepada masyarakat luas khususnya di Kabupaten Ogan Ilir untuk tidak melakukan aksi perbuatan main hakim sendiri karena negara kita adalah negara hukum," ucap AKBP Andi Baso (sid)

Sumber: