Peretasan Data Najwa Shihab dan Awak Redaksi Narasi TV, Irjen Dedi Pastikan Tak Ada Polisi yang Terlibat
Irjen Dedi pastikan tak ada olisi yang terlibat peretasan Najwa Shihab. Foto kiri: Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo dan Najwa Shihab. foto: kolase net/oganilir.--
JAKARTA, OGANILIR.CO - Irjen Dedi Prasetyo mengatakan Polri telah memperoleh informasi mengenai kasus dugaan peretasan yang dialami oleh karyawan Mata Najwa dan Narasi TV.
Kadiv Humas Polri itu memastikan bahwa tidak ada anggota kepolisian yang terlibat peretasan data Najwa Shihab dan awak redaksi Narasi TV.
Seperti ramai diberitakan belakangan ini, sebanyak 34 awak redaksi Narasi TV terkena peretasan massal.
Hal ini diketahui pertama kali pada Sabtu, 24 September 2022, peretas berupaya mengambil alih akun media sosial milik redaksi Narasi, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Telegram.
BACA JUGA:PSM Makassar vs Persis Solo: Saling Serang, Banyak Peluang tapi Hasilnya Imbang 1-1
Mantan Kapolda Kalteng itu mengaku telah berkoordinasi dengan Dewan Pers mengenai kasus peretasan itu dan meminta para korban peretasan untuk membuat laporan polisi ke Polda Metro Jaya.
"Kalau dugaan (peretasan) tidak ada," kata Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 29 September 2022
"Sudah saya koordinasikan dengan Dewan Pers untuk dapat melaporkan ke polda terkait peretasan itu,” ujar Dedi.
Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap upaya peretasan yang marak terjadi akhir-akhir ini dengan melakukan pengamanan terhadap data pribadinya.
BACA JUGA:Subendrio Bobol Rumah Anggota DPRD Musi Rawas, Kalau Banyak Uang Pacar Makin Sayang
"Masyarakat juga untuk waspada dengan melakukan langkah-langkah mengamankan data pribadinya," ujar Nurul.
Dugaan peretasan data itu juga disampaikan Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid.
Seperti diberitakan, Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid meminta Polri mengusut dugaan anggotanya yang melakukan peretasan terhadap data milik Najwa Shihab dan sejumlah karyawan Narasi TV.
Menurut Usman Hamid, dalam perkara ini, informasi yang beredar itu cukup serius bahwa Narasi TV diserang karena mengkritisi kepolisian dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dan juga mengkritisi Ferdy Sambo.
Sumber: antara/jpnn