Ketua Panpel Arema FC Dihukum PSSI Tidak Bisa Beraktivitas di Lingkungan Sepakbola Seumur Hidup

Ketua Panpel Arema FC Dihukum PSSI Tidak Bisa Beraktivitas di Lingkungan Sepakbola Seumur Hidup

Ketua Panpel Arema tidak bisa beraktivitas di lingkungan sepakbola seumur hidup PSSI memberikan tiga hukuman berat ke Arema FC. foto: mufit/pojoksatu/oganilir.co.--

BACA JUGA:Ditengah Guyuran Hujan, Suporter Sriwijaya FC Doakan Ratusan Korban Tragedi Kanjuruhan

Ia berharap hal tersebut juga menjadi perhatian semua klub-klub sepakbola di tanah Indonesia.

Sanksi ketiga, PSSI juga menjatuhkan hukuman yang sama kepada Security Officer Arema FC adalah Suko Sutrisno.

“Kemudian ada kepada officer atau steward, orang yang mengatur semua keluar masuk penonton pintu semuanya,”

“Siapa itu? security officer Arema FC adalah Suko Sutrisno,” ucapnya.

BACA JUGA:Ditengah Guyuran Hujan, Suporter Sriwijaya FC Doakan Ratusan Korban Tragedi Kanjuruhan

Erwin mengatakan bahwa Suko Sutrisno orang yang bertanggung jawab kepada hal yang harus dilaksanakan tapi tidak terlaksana dengan baik.

Menurutnya, jika merujuk pada pasal 68 huruf A, junto pasal 19, junto pasal 141 Komdis PSSI, tahun 2018, maka tidak bisa beraktivitas di lingkungan sepak bola seumur hidup. “Itu tiga hal yang kami putuskan oleh Komdis dari hasil investigasi kami di lapangan,” tutur Erwin.

Seperti diberitakan, jumlah korban tewas hingga ratusan, data terkini 182 suporter, telah menempatkan Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur sebagai sejarah paling kelam sepakbola Indonesia dan terburuk kedua sepakbola dunia.

Tragedi berdarah terbesar pertama terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Ketika itu Estadion Nacional menggelar babak kualifikasi kedua antara Peru vs Argentina dalam kepentingan perhelatan Olimpiade Tokyo. Kerusuhan menyebabkan 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal. Bahkan disebutkan kemungkinan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut lebih banyak.

BACA JUGA:Gedung SMP Negeri 4 Jejawi OKI Terbakar, Kerugian Terus Didata, Sebab Kebakaran Masih Tanda Tanya

Urutan kedua targedi sepakbola paling buruk terjadi di Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan 127 orang untuk data sementara hingga Minggu siang, 2 Oktober 2022.

Sebelum tragedi Kanjuruhan Malang, tragedi ketiga terbesar terjadi di Afrika. Insiden itu terjadi pada 9 Mei 2001 di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana.

Kejadian di Afrika ini menewaskan 126 orang. Saat itu tengah berlangsung pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko.

Tim tamu unggul 1-0 mendekati akhir pertandingan, namun tuan rumah mencetak dua gol untuk berbalik unggul pada laga tersebut.

Sumber: pojoksatu