Kecamatan Tanjung Bumi Dikenal Sebagai Daerah Pengrajin Pandai Besi-Batik

Kecamatan Tanjung Bumi Dikenal Sebagai Daerah Pengrajin Pandai Besi-Batik

Hasan Busri dan Mochamad Werdi.--

Kecamatan Tanjung Bumi Dikenal Sebagai Daerah Pengrajin Pandai Besi-Batik

BANGKALAN, oganilir.co - Nama Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur dalam dua pekan ini menjadi terkenal di Indonesia. Ini karena peristiwa berdarah carok massal yang melibatkan dua bersaudara Hasan Busri dan adiknya Mochamad Werdi melawan Mat Tanjar dan adiknya Mat Terdam. 

Dikatakan carok massal karena dalam pertarungan menggunakan celurit dan pisau itu, Hasan Busri alias Hasan Tanjung dan adiknya Mochamad Werdi dikeroyok oleh lima orang. Yakni Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri, Hafid, dan sorang lagi diampuni oleh Hasan Tanjung disuruh pulang. Empat dari lima orang kelompok Mat Tanjar, cs tewas dalam carok massal tersebut. 

Semula carok massal akan melibatkan sepuluh orang dari kelompok Mat Tanjar cs. Namun hanya lima yang turun ke gelanggang. 

BACA JUGA:Ini Definisi Carok Menurut Warga Madura

Menariknya dalam carok massal itu, baik Hasan Busri maupun Mochamad Werdi sedikit pun tidak terluka. Padahal, petarung yang terlibat dalam carok massal tersebut menggunakan senjata tajam.

Salah satu warga Madura yang merantau di Palembang Achmad Sayuti (65) menuturkan bahwa dulunya Kecamatan Tanujung Bumi dikenal sebagai daerah pengrajin pandai besi dan membuat kerajinan batik. Warga Kecamatan Tanjung Bumi profesi sehari-harinya membuat berbagai jenis senjata tajam. Apakah itu celurit, pedang, parang, pisau dan senjata tajam lainnya. 

"Orang Bangkalan atau Madura jika ingin membeli senjata tajam, datang ke pengrajin di Kecamatan Tanjung Bumi," kata Achmad Sayuti saat dibincangi oganilir.co, Selasa 23 Januari 2024 malam di klub tenis meja PTM Gardena Palembang. 

BACA JUGA:2 Murid SD Sampang Madura Kendarai Motor Tujuan Jakarta, di Semarang Keburu Diamankan Polisi

Dia memastikan para pihak yang terlibat dalam carok di Madura, memiliki ilmu kebal. Karena itu mereka berani melakukan carok. Hanya saja, walaupun memiliki ilmu kebal, dalam peristiwa carok, pasti ada hari naas dari salah satu pihak. Nah, yang naas itu pasti terluka atau mati dalam carok.

"Saya yakin carok yang dilakukan Mat Tanjar cs dan Hasan Busri dan adiknya Mochamad Werdi, semuanya memiliki ilmu kebal," ujar pria asal Desa Gladak Anyar, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan ini.

Semasa kecil, lanjut Achmad Sayuti, dirinya pernah menyaksikan mayat korban corok digotong karena saat itu belum ada mobil ambulans. Mayat korban carok dipikul atau digotong oleh keluarganya.

BACA JUGA:Bertamu ke Kandang Madura United, Persija Jakarta Kalah 0-2

"Saya lupa tahun berapa kejadian itu. Yang pasti waktu itu, saya masih kecil, sekitar tahun 1970-an," kenangnya.

Sumber: