Rokok Pucuk Daun Nipah Palembang Mulai Dilupakan Peminatnya, Tapi Masih Laku Dijual ke Curup dan Bengkulu
Rokok pucuk daun nipah palembang mulai dilupakan, dulu banyak peminatnya. foto: net-oganilir.co-oganilir.co--
Tujuan pengasapan dengan asap belerang itu, kata Assaad agar aroma dan cita rasa rokok pucuk itu semakin nikmat saat dihisap.
Untuk proses pengasapan tersebut membutuhkan waktu satu hari, usai dipotong-potong dengan ukuran tertentu menjadi lintingan rokok pucuk atau dikenal dengan istilah ngerujit.
Lebih lanjut dikatannya, usai ngerujit dengan ukuran tertentu, rokok pucuk siap dikemas dengan menggunakan kemasan berbentuk pocong.
Kemasan pocong itu juga berbahan baku daun nipah yang disebut atau disebut selipir.
BACA JUGA:Hutama Karya Siapkan Fasilitas Pendukung Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Menyambut Nataru 2022/2023
Dikatakannya, kalau dahulu untuk proses produksi rokok pucuk dikerjakan sendiri secara turun temurun, namun sekarang hanya menerima bersih.
Seperti mengambil upah khusus untuk mengupas daun nipah kebanyakan diambil dari kelurahan 15 Ulu, dengan upah Rp5 ribu per ikat.
Untuk harga satu balok rokok pucuk berisi 7 gendang atau blok berisi ribuan linting rokok pucuk.
Diterangkan Assaad rokok pucuk dijual kepada pengepul melalui ekspedisi seharga Rp150 ribu dan biasanya dikirimkan keluar daerah diantaranya terbanyak di Provinsi Bengkulu dan Curup.
"Dalam satu Minggu produksi bisa sampai 10 balok rokok pucuk, dan dikirimkan melalui ekspedisi paling banyak ke Bengkulu dan Curup," ungkapnya.
Selain daun nipah dapat diolah menjadi rokok pucuk, Assaad menjelaskan dapat diolah juga menjadi beberapa bentuk kerajinan lainnya seperti lidi daun nipah menjadi sapu lidi.
Kemudian tampah atau piring atau keranjang anyaman dari lidi nipah, serta pembungkus ketupat menjelang hari raya lebaran.
Dari usaha turun temurun tersebut, Assaad membeberkan telah berhasil menyekolahkan lima orang anaknya, bahkan salah satunya menjadi anggota TNI.
Sumber: