Miris, Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak Akibat Blokade Bantuan Israel
Warga Gaza harus antre untuk mendapatkan makanan. foto: reuters/ibraheem abu mustafa--
BACA JUGA:3 Negara ini Bakal Diancam Israel Jika Ikut Campur Tangan Perang Melawan Hamas
"Banyak dari kami sekarang meminum air yang tidak dapat diminum. Tidak ada pipa, kami harus menggali untuk mendapatkan air," jelas Mahmoud Salah di Beit Lahia.
Berdasarkan hasil pemeriksaan malnutrisi PBB baru-baru ini, tingkat malnutrisi akut secara keseluruhan pada anak usia 6-59 bulan di Gaza telah meningkat secara signifikan menjadi 16,2%, melebihi ambang batas kritis sebesar 15% yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 30 ribu orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Sementara, hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh.
Serangan Israel di Dekat RS Bersalin
Baru-baru ini, Israel melakukan serangan menggunakan drone ke tenda pengungsi yang terletak di dekat Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati, Rafah, Gaza, Palestina. Serangan itu menyebabkan 11 orang tewas dan 50 orang terluka.
BACA JUGA:Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel, Hamas Lakukan Pertemuan dengan Hisbullah
Dilansir Al Jazeera, Ahad 3 Maret 2024, pasukan Israel melakukan serangan ke sebuah tenda di Rafah yang menampung warga Palestina yang terlantar pada Sabtu (2/3). Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan itu terjadi di sebelah pintu masuk Rumah Sakit Bersalin Al-Helal Al-Emirati di Tal as-Sultan, Kota Rafah.
Kepala unit paramedis di rumah sakit tersebut, Abdel Fattah Abu Marhi, tewas akibat serangan tersebut dan sejumlah anak menjadi korban luka. Delapan jenazah dibawa ke Rumah Sakit Kuwait 'di mana keadaannya sangat kacau'. Fasilitas kecil tersebut tidak siap menghadapi banyaknya korban luka yang tiba di sana.
"Serangan itu menghantam satu tenda, tempat orang-orang berlindung, secara langsung, pecahan peluru masuk ke dalam rumah sakit tempat saya dan teman-teman duduk, kami selamat karena keajaiban," kata seorang saksi mata kepada kantor berita Reuters.
Pada bulan Desember, para pengungsi diinstruksikan oleh Israel untuk pindah ke daerah Tal as-Sultan untuk menghindari pemboman dan menambahkan narasi 'bahwa Rafah adalah zona aman', namun hal itu terbukti salah.
BACA JUGA:Israel Memburu Pemimpin Tertinggi Hamas, ini Track Record Yahya Sinwar
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut serangan itu 'keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata'.
"Di antara mereka yang tewas ada dua petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil Bukan Sasaran, dan harus dilindungi setiap saat. Kami mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata," katanya dalam postingan di X.
Sumber: