Ini Kronologi Penembakan dan Penusukan Oknum Polisi Terhadap Debt Collector di Palembang

Ini Kronologi Penembakan dan Penusukan Oknum Polisi Terhadap Debt Collector di Palembang

Mobil Aiptu FA yang akan disita debt collector yang telah diamankan di Mapolda Sumsel. --

Saat itulah, salah seorang DC merampas kunci mobil dan terjadi tarik menarik dengan Aiptu FA. "Klien kami jatuh dan mengalami luka di tangan dan lecet di lengan. Bajunya koyak (sobek). Menurut klien kami ada sekitar 12 orang debt collector pada saat itu," bebernya.

Karena merasa terancam, Aiptu FA mengeluarkan senjata dan diarahkan ke arah DC  dan terjadilah penembakan. "Pada intinya yang dilakukan klien kami adalah upaya pembelaan diri. Karena ada  12 orang, tidak mungkin bisa dilawan oleh klien kami," ungkapnya.

Karena itulah terjadi perlawanan. “Apalgi anak-anak klien kami di dalam mobil ketakutan dan trauma akibat kejadian ini," imbuhnya. Untuk itu, pihaknya berharap penyidik bisa menindaklanjuti laporan istri Aiptu FA dan mengusut pihak mana yang memberi kuasa terhadap upaya penarikan paksa mobil tersebut.

BACA JUGA:Alumni SMPN 19 Palembang Anjangsana ke Panti Asuhan

"Siapa pemberi kuasanya, apakah kuasa individu atau perusahaan, kami minta diusut tuntas karena meresahkan. Peristiwa ini viral sudah sering terjadi. Tapi ini jadi viral karena anggota polisi korbannya dan melawan. Sebenarnya juga sudah banyak kejadian ini, tapi banyak yang tidak melapor," tutur Rizal.

Ia menambahkan, pihaknya membaca berita dan komentar di sejumlah media sosial. Banyak kalangan yang mendukung upaya bela diri kliennya. "Mungkin ini bentuk kekesalan masyarakat yang sudah geram dengan aksi para debt collector. Bukan geram dengan penembakan dan penusukan oleh oknum polisinya,” jelas dia. 

Untuk itu Rizal mewakili kliennya minta kepada Kapolda untuk bisa mengusut sampai ke-akar-akarnya kasus ini. “Siapa saja yang terlibat, leasing mana, perusahaan mana, karena penarikan ini sudah merujuk adanya kekerasan," tegasnya.

BACA JUGA:Muatan Cor Beton Jatuh, Jalintim Palembang-Betung Macet

Terhadap debt collector yang juga melaporkan kliennya ke polisi, Rizal menegaskan pihaknya menghargai dan menghormati itu. "Nanti kita buktikan. Mengapa klien kita melakukan tindakan itu, apa motif dan alasannya. Yang pasti kami tegaskan, klien kami melakukan upaya itu untuk membela diri karena terancam," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, perkelahian dan penembakan di halaman parkir PSX Mall, Sabtu (23/3) membuat panik dan heboh pengunjung mal. Seorang oknum polisi adu fisik dengan 2 debt collector, terkait upaya penarikan mobil yang angsuran kreditnya menunggak.

Oknum polisi itu, Aiptu FA dari Satuan Samapta Polres Lubuklinggau. Dia datang ke PS Mall, mengendarai mobil Toyota Avanza warna putih. Sampai parkiran PS Mall, sekitar pukul 11.30 WIB, mereka dihampiri rombongan debt collector. 

BACA JUGA:Ikuti Pemerintah, Umat Islam Palembang Laksanakan Salat Tarawih Perdana di Bulan Ramadan

“Mobil Avanza G putih itu menunggak pembayaran sejak tahun 2022, baru bayar angsuran 3 kali” kata Bandi, salah seorang debt collector. Mereka menyakan dokumen dan surat kepemilikan mobil tersebut. Sebab mobil itu terpasang pelat nopol B 1919 DTT. “Tidak terdata di dalam Samsat. Namun kecocokan mobil itu yang kami cari karena kredit macet,” cetus Bandi.

Penolakan terjadi dari Aiptu FA, yang sebelumnya pernah menjadi Kanit Reskrim Polsek Lubuklinggau Selatan. Dia turun dari mobil, mencabut senjata bentuk pistol yang diduga airsoft gun. Aiptu FA menghampiri Robert.

Dari video yang diduga direkam oleh rombongan debt collector itu, Robert sempat berlindung di balik sebuah tiang warna putih. Aiptu FA menembaknya dari jarak cukup dekat, namun berhasil dielakkan Robert. Seorang perempuan yang diduga istri Aiptu FA, menengahi coba melerai.

Sumber: