Uji Coba Visa Biometrik untuk Jemaah Calon Haji di OKU, Butuh Waktu Sampai 2 Jam dan Handphone Wajib Mendukung
Petugas dari Kemenag OKU jemput bola bantu jemaah calon haji (JCH) di Kabupaten OKU, buat visa biometrik dengan bantuan pencahayaan. foto: berry/oganilir.co--
OGANILIR.CO - Untuk berangkat haji, jemaah harus punya visa. Kementerian Agama (Kemenag) RI bersama pihak otoritas Arab Saudi sepakat tahun ini gunakan visa biometrik.
Tujuannya untuk mempermudah.
Nyatanya, inovasi pelayanan visa haji ini dirasa malah menyulitkan jemaah di Sumsel. Apa masalahnya?
Aplikasi Saudi Visa Bio digunakan dalam proses penerbitan visa melalui pendaftaran fitur biometrik wajah, sidik jari, serta fotokopi paspor. Harapannya, jemaah calon haji (JCH) sendiri yang memprosesnya.
Tinggal unduh aplikasi ini di handphone (Hp) masing-masing.
Lalu seluruh identitas termasuk sidik jari dan wajah jemaah direkam pada aplikasi tersebut.
Maksudnya untuk mempermudah proses pembuatan visa.
“Tapi tidak semua jemaah punya handphone yang punya spesifikasi untuk scan biometrik. Itu masalahnya,” kata Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel, H Armet Dachil, Jumat 10 Maret 2023.
Belum lagi diperlukan kamera ponsel yang kualitasnya canggih untuk jemaah bisa rekam wajah.
Kapasitas memori juga perlu besar. Prosesnya juga harus dilakukan di bawah ruang terbuka/sinar matahari atau dalam ruang dengan lampu yang terang.
“Belum lagi kendala sinyal. Tahu sendiri di Sumsel bagaimana kondisinya,” tambah dia.
Dengan berbagai syarat dan kendala itu, Kanwil Kemenag Sumsel bersama Kemenag kabupaten/kota terpaksa turun tangan.
Disiapkan tim untuk jemput bola, bantu JCH membuat visa bio. Modalnya, handphone bagus milik petugas tersebut.
“Tapi ‘kan kasihan juga kalau pakai handphone pribadi untuk semua jemaah,” imbuh Armet.
Sumber: