Fakultas Pertanian Unsri, Berikan Pelatihan Kompos Batang Pisang Ke Warga Desa Tanjung Pering.
pelatihan Pupuk Kompos dari bahan Batang Pisang warga Desa Tanjung Pering Indralaya --
OGAN ILIR, OGANILIR.CO.- Fakultas Pertanian Unsri kembali melaksanakan Program Pengabdian kepada masyarakat. Sasarannya kepada masyarakat Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, berlangsung Sabtu, 24 September 2022.
“Kami memberikan pelatihan pembuatan kompos batang pisang dan aplikasi kompos sebagai pupuk organik pada budidaya sayuran kepada masyarakat Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir,’’kata Dr. Ir. Susilawati, M.Si, selaku Ketua Tim Fakultas Pertanian Unsri, Sabtu 24 September 2022.
Dikatakan Susilawati, pembuatan kompos berbahan dasar batang pisang yang akan dikembangkan di Desa Tanjung Pering di Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumsel, merupakan salah satu Program Pengabdian kepada Masyarakat Unsri.
“Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dosen Fakultas Pertanian Unsri, mahasiswa dan Ketua Kelompok Tani Sejahtera serta 24 orang anggota kelompok Tani Sejahtera yang mewakili masyarakat Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara,’’jelas Susilawati.
BACA JUGA:LP2M Unsri Aplikasikan Pupuk Cangkang Telur dan Feses Kambing di Pulokerto Gandus Palembang.
Menurut Susilawati, bahwa batang pisang merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kompos. Pemilihan batang pisang berbasis pada sumber daya lokal dikarenakan banyak tersedia di Desa Tanjung Pering.
“Alasan lainnya, hasil wawancara dengan beberapa orang petani sebelum pemilihan topik tersebut mereka menyatakan mahalnya harga pupuk organik dan agak sulit mendapatkannya, dalam hal ini pupuk kotoran ayam. Oleh karena itu tepat sekali kegiatan ini untuk melatih petani agar dapat secara mendiri membuat pupuk organik sendiri sehingga akan menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kandang baik kotoran ayam, sapi atau kambing,’’jelas Susilawati.
Proses pembuatan kompos sendiri kata Susilawati, telah dimulai pada Agustus 2022 lalu, karena proses pengomposan memerlukan waktu 1 sampai 1,5 bulan .Maka Kompos yang telah dibuat akan diaplikasikan sebagai campuran media tanam pada budidaya tanaman sayuran untuk mengurangi penggunaan pupuk kandang.
“Kegiatan yang kami lakukan ini merupakan lanjutan dari kegiatan bulan Agustus 2022 untuk mengecek hasil pengomposan yang telah dilakukan. Kegiatan pengecekan hasil pengomposan sekaligus disaksikan oleh Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Unsri diketuai Bapak Dr. Zainal Fanani, S.Si., M.Si, yang merupakan kegiatan MONEV.’’katanya.
Memang ada dua hal yang di Monev oleh Tim LPPM, lanjut Susilawati, yakni kebenaran pelaksaaan dengan bukti dan wawancara langsung dengan petani. Petani menyatakan ada manfaat dari kegiatan ini mereka mendapat ilmu pengetahuan untuk mengolah batang pisang yang biasanya tidak dimanfaatkan.
“Kita berharap petani kedepan, kegiatan ini terus berlanjut dengan memberi pelatihan pembuatan pupuk organik lainnya,’’tutupnya (*)
Sumber: