Kabupaten Muratara, Bukti Peradaban Kabupaten Tua di Sumsel
Sungai berbatu di Muratara. foto: zulkarnain/SEG--
MURATARA, oganilir.co - Kabupaten Muratara merupakan wilayah peradaban tua yang masih eksis hingga sekarang di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Hal itu dibuktikan dengan beragam kebudayaan berkembang maupun temuan-temuan penemuan artefak sejarah masa lampau.
Kabupaten Muratara merupakan wilayah termuda di Provinsi Sumsel yang terletak di utara dan berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi.
Masyarakat di wilayah ini menuturkan bahasa Melayik atau melayu proto yang berlatang belakang kebudayaan masyarakat Rawas. Menelisik asal usul masyarakat Kabupaten Muratara, memang cukup sulit dilakukan, karena masyarakat di wilayah ini sudah memiliki peradaban dari beragam fase.
Hasil temuan arkeologi Palembang, di Gua Batu Napalicin di Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Muratara, ditemukan beragam macam artefak dari beragam zaman. Mulai zaman batu, zaman besi dan lainnya. Seperti artepak peralatan jaman batu, maupun penemuan meja batu yang diduga sebagai altar pemujaan ditemukan di wilayah ini.
BACA JUGA:Gajah Ngamuk Acak Acak Kebun Kelapa Sawit Warga di Muratara
Rozali, salah satu tokoh adat di kabupaten Muratara mengatakan bahwa intuk saat ini banyak masyarakat di wilayah Muratara yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Rupit dan Sungai Rawas. Aliran sungai ini merupakan anak cabang dari aliran Sungai Musi.
"Jaman dulu arus transportasi masyarakat cuma melalui sungai, karena jalur darat merupakan hutan rimba dan jarang di lalui. Rata-rata masyarakat bermukim di pinggir sungai itu sudah sejak lama dan masih bertahan sampai saat ini," jelasnya.
Tokoh adat setempat mengatakan, ada asumsi jika masyarakat tempo dulu sengaja membuat permukiman di yepi aliram sungai. Mengingat lanskap kabupaten Muratara yang di aliri dua aliran sungai dan batasi perbukitan barisan dianggap kaya dengan sumber makanan, aman dari serangan dan berlimpah sumber kehidupan.
BACA JUGA:Gajah Liar Kembali Muncul di Muratara
"Kalu di kota masyarakatnya masih hetorogen, taoi kalau di daerah uluan masyarakatnya masih mempertahanan budaya lama," katanya.
Sementara itu, Davit salah satu tokoh pemuda pemerhati sejarah di Kabupaten Muratara, berharap banyak masyarakat melestarikan budaya lokal, sehingga eksistensi kearifan lokal masih bisa lestari.
"Sebetulnya Muratara ini merupakan daerah peradaban tua, kita harap ada komunitas pelestari budaya yang bermunculan di Muratara, supaya budaya budaya lokal ini bisa terus dilestarikan," bebernya.
Menurutnya, akibat pengaruh zaman saat ini bayak budaya yang berkembang menjadi kearifan lokal, namun saat ini mulai tergerus zaman.
Sementara itu, Camat Ulu Rawas, Kabupaten Muratara Darmawan mengungkapkan banyak sisa peradaban tua di wilayah mereka yang belum terkuak. Seperti penemuan prasasti batu tulis di bawah air terjun di Kecamatan Ulu Rawas.
Sumber: