Patut Bangga, Alumni Ponpes Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir Jadi Imam di Masjid Dubai UEA
Ashabul Kahfi bersama jemaah masjid di Kota Indralaya. foto: istimewa--
“Awalnya saya mendaftar melalui via online pada 22 Agustus hingga 25 Agustus 2021, lalu mengikuti tes tahap pertama di Kemenag RI dengan peserta 213 orang dari seluruh Indonesia,” terang Kahfi.
Beberapa tahap ujian harus dilalui. Mulai dari kemampuan berbahasa Arab, Hafal Alquran 30 juz, mampu membaca kitab gundul hingga menterjemahkannya.
BACA JUGA:2 Pesantren di Ogan Ilir ini Jadi Referensi Ortu di Sumbagsel Sekolahkan Anak
"Dalam tahapan ujian sebenarnya yang paling utama mental. Sebab, banyak peserta yang gugur karena mentalnya tidak kuat. Orang Arab melihat itu, dan pernah berucap, bagaimana baca khutbah dan Imam dalam kondisi gugup. Jelas tidak enak didengar," terangnya.
Menurut Kahfi, keberhasilannya dalam seleksi menjadi khatib dan imam di UEA ini tidak lepas dari dukungan keluarga, orang tua, istri, lingkungan, dan pemerintah.
“Motivasi saya mengikuti lomba ini, mengharapkan ridho dari orang tua, ingin membanggakan mereka, Sumsel khususnya, bahkan saya belum pernah mendengar ada imam di Arab dari Indonesia. Kalau memang itu benar, sayalah yang perdana,” tukas Kahfi yang mampu menghafal Alquran 30 juz dalam kurun waktu 4 tahun ini.
Lebih lanjut Kahfi mengatakan, sebagai bentuk motivasi lainnya buat para junior yang ingin mengikuti jejaknya saat mengikuti seleksi calon imam/khatib. Dia memberikan kiat-kiat khusus.
BACA JUGA:Pondok Pesantren Ittifaqiah Bangun Masjid Terunik di Dunia, Seperti Apa ?
Sumber: