Banyak Versi Cerita Rakyat Si Pahit Lidah, dari Cerita Kedigdayaan Sampai Cerita Berakhir Bahagia dan Duka

Banyak Versi Cerita Rakyat Si Pahit Lidah, dari Cerita Kedigdayaan Sampai Cerita Berakhir Bahagia dan Duka

Banyak versi cerita rakyat si pahit lidah, dari cerita kedigdayaan sampai cerita berakhir bahagia dan duka. foto: ilustrasi/oganilir.co--

“Baiklah, Kanda. Aku akan terima tantangan Kanda, tapi berilah aku waktu 2 hari untuk berpikir!” pinta Aria Tebing.

“Baik, kalau itu maumu. Jika perlu, latihlah kemampuanmu sebelum waktu itu tiba!” seru Pangeran Serunting dengan nada melecehkan.

Sejak itu, Aria Tebing sulit memejamkan matanya. Ia bingung mencari cara agar bisa mengalahkan Pangeran Serunting. Sehari sebelum pertarungan itu dimulai, ia akhirnya menemukan jalan keluarnya.

 

“Ahhaaa… aku tahu cara sekarang,” gumam Aria Tebing. “Kak Sitti pasti tahu kelemahan Pangeran Serunting.”

Aria Tebing menemui kakaknya secara sembunyi-sembunyi. Ia kemudian meminta kepada kakaknya agar mau memberitahu kelemahan Pangeran Serunting.

“Kak Sitti, tolong kasih tahu aku mengenai kelemahan Pangeran Serunting!” bujuk Aria Tebing, “Kalau tidak, ia pasti akan membunuhku.”

Sitti tidak menjawab, Hatinya sedang bingung, la tidak ingin adiknya mati, tapi ia pun tidak mampu mengkhianati suaminya.

 

“Maafkan aku, adikku. Aku tidak bisa mengkhianati suamiku,” kata Sitti kepada adiknya.

“Tolonglah aku, Kakak,” rengek Aria Tebing, “Jika pun aku mengetahui kelemahan Pangeran Serunting, aku tidak akan membunuhnya, sedangkan ia pasti akan membunuhku. Apakah Kakak rela melihat aku tewas di tangan suami Kakak sendiri?”

Sitti kembali terdiam. Ia tersentuh dengan perkataan adiknya.

“Baiklah, Dik. Aku akan memberitahukannya, tapi kamu harus berjanji untuk tidak membunuhnya,” ujar Sitti.

 

“Baik, aku janji. Aku tidak akan membunuhnya” kata Aria Tebing.

Sumber: