Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Stunting di Sumatera Selatan turun signifikan. foto: ilustrasi/oganilir.co.--

Ada juga faktor lain seperti masalah lingkungan, air bersih. Plt Kepala Dinkes OKU, Dedi Wijaya menyebut, angka stunting turun 12,3 persen. Dari 31 persen pada 2021 menjadi 18 persen di 2022. 

“Targetnya, turun setidaknya 5 persen lagi untuk mencapai target nasional,” kata dia. Saat ini, jumlah anak stunting di OKU sekitar 337 orang.

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

Terpisah, Bupati OKU Timur Ir Lanosin berharap banyak kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang OKU Timur  untuk turut serta menurunkan  jumlah stunting. 

Di Muara Enim, angka stunting turun dari 29,7 persen pada 2021 menjadi 22, 8 persen pada 2022. Berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E PPGBM), stunting di Muara Enim ada 1.163 anak.

“Ini lebih akurat karena by name by address,” kata Kepala DPPKB Muara Enim, Rinaldo SSTP MSi.  

Pihaknya bersama Kemenag juga ada pengecekan untuk calon pengantin sebelum menikah. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

“Kami juga punya pendamping keluarga 1.401 orang yang terdiri dari bidan, PKK dan kader KB. Tersebar di 22 Kecamatan,” terangnya.

Kepala Dinkes Banyuasin, Dr dr Rini Pratiwi MKes mengatakan,  Angka stunting terus turun dalam tiga tahun berturut-turut. Salah satu upaya, dengan Gerakan Makan Telur dan Ayam Posyandu untuk mencegah Stunting (Gemar Posting).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPA) Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes menyebutkan,  berdasarkan orientasi pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 (PK-22), ada 7.985 keluarga beresiko punya anak stunting.

Dari hasil EPPGBM Agustus 2022, terverifikasi dan tervalidasi ada 68 anak dengan indikasi stunting. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

Sumber: