10 Oknum Mahasiswa UIN Raden Fatah Penuhi Panggilan Rektorat, Kasus Dugaan Penganiayaan saat Diksar

10 oknum mahasiswa UIN Raden Fatah penuhi panggilan rektorat kasus dugaan penganiayaan saat diksar di ruang rapat rektorat Kampus A. foto: adetia/palpos.id--
BACA JUGA:Tabur Bunga, Seluruh Pemain Arema FC Bersimpuh di Stadion Kanjuruhan, Tak Mampu Menahan Tangis
Warek III UIN Raden Fatah, Dr Hj Hamidah MAg menegaskan jika pihaknya belum bisa menyimpulkan insiden kekerasan yang dialami A.
“Tadi (kemarin) mahasiswa bersangkutan telah kita mintakan untuk menjelaskan detail kronologis kejadian. Telah direkam juga, nantinya akan kita diskusikan dan dirapatkan apa hasilnya,” ungkap dia.
Nantinya, setelah kerja tim investigasi selesai, pihaknya baru akan menyampaikan hasilnya kepada publik.
Bagaimana dengan kampus lain? Rektor Universitas Taman Siswa, Ki Dr Azwar Agoes SH MH mengatakan, aksi kekerasan seperti ini bisa berulang terus.
BACA JUGA:Ibu di Bengkulu Lapor Polisi, Anak Tak Pulang, Ternyata Diperdagangkan di Kamar-kamar Hotel Ini
“Mungkin dulu pelaku, pernah mengalami hal serupa ketika dia masih junior. Nah kultur seperti ini harus dihilangkan,” ujarnya.
Caranya, dengan pengawasan. Kata Azwar, tindak pidana ini terjadi jika ada kesempatan dn peluang.
“Kesempatan muncul salah satunya karena tidak ada pengawawsan guru atau dosen,” kata dia. Dampaknya, para senior semena-mena. Kedua, evaluasi kegiatan yang berbau diksar dan perploncoan.
“Sedapat mungkin dikurangi atau dihilangkan. Kalaupun mau pramuka, silakan saja di halaman sekolah. Halaman kampus saja, tidak usah sampai keluar. Karena kita bukan TNI, penegak hukum,” paparnya.
BACA JUGA:Skor Fantastis Timnas Indonesia U-17 Cukur Guam 14-0 pada Kualifikasi Piala Asia U-17
Berbeda dengan pecinta alam, ada memang latihan yang harus mereka ikuti, agar dapat bertahan di hutan dan memiliki stamina kuat dan sehat.
“Yang jelas di Unitas, harus ada pengawasan. Jika tidak ada dosen, tidak akan pernah kita izinkan,” cetusnya.
Ketua STIHPADA, Dr H Firman Freaddy Busroh SH MHum CTL mengatakan sebagai tempat menggali ilmu, tidak pernah sama sekali terjadi perploncoan terhadap mahasiswa.
“Saya yakinkan, tidak ada sama sekali perploncoan,” ungkap dia.
Sumber: palpos.id